JENIS- JENIS KAMERA
Terkadang
kita dibuat pusing oleh banyaknya model kamera. Mungkin kita hanya
membedakannya lewat fasilitas yang dimiliki, seperti berapa pixel yang dihasilkan dan fitur-fitur
lain yang menunjung kualitas gambar. Namun, sebenarnya kamera dapat dibedakan
dari beberapa hal yang mendasar. Salah satunya adalah proses perekaman cahaya
masuk. Berikut ulasan beberapa jenis kamera yang bisa dijadikan referensi.
1. Kamera
lubang jarum ( pinhole camera )
Terpikir
untuk mengubah bungkus rokok menjadi sebuah kamera? Mungkin terdengar gila,
tetapi ini serius. Kamera model lubang jarum merupakan kamera handmade yang bisa dibuat dari bahan apa
pun, mulai dari kaleng hingga bungkus rokok.
Kamera
ini mengadopsi sistem yang dibuat oleh view
finder kamera, yaitu memasukkan cahaya secara langsung dari lensa ke film.
Namun, ia tidak memiliki view finder
dan sutter speed. Jadi, fotografer
harus mengandalkan feeling nya untuk
merekam gambar.
Pinhole camera merupakan sebuah alat
memotret yang mengedepankan artistik dan efek- efek seperti vignette dan fish eye. Kamera jenis ini jelas diperuntukkan untuk memotret objek
yang tidak bergerak. Pinhole akan
sulit untuk menangkap objek- objek yang bergerak ( bahkan hampir tidak mungkin
). Kamera lubang jarum biasanya dibuat
dari barang- barang bekas. Umumnya adalah kaleng bekas.
Kelebihan
dari kamera ini adalah bentuknya yang bisa disesuaikan dengan keinginan kita
dan mudah dibawa kemana pun. Selain itu karena bentuknya yang tidak seperti
kamera, pinhole akan memudahkan
fotografer untuk merekam objek diberbagai kondisi.
Namun,
pinhole tidak akan memberikan hasil yang tegas karena kita tidak bisa
menghitung berapa pasnya cahaya yang masuk. Dalam memotret menggunakan pinhole,
feeling yang bermain. Selain itu,
pinhole sulit digunakan untuk merekam objek yang bergerak dan foto dimalam
hari.
Proses
pembuatannya menggunakan piloks dan silotip hitam. Seluruh bagian didalam
kaleng dicat warna hitam doff. Lalu pastikan agar tidak ada cahaya yang bisa
masuk. Setelah itu, tentukan titik yang akan digunkan sebagai lensa. Beri ia
selotip hitam yang telah dialasi kertas, lalu buatlah lubang.
Untuk
proses pemotretannya, kamera ini menggunakan proses buka tutup lubang tersebut.
Sebelumnya, masukkan kertas film dikamar gelap agar tidak ada cahaya yang
masuk. Pastikan ketas yang menimbulkan gambar bisa terkena oleh cahaya. Ketika
anda akan memotret, buka selotip yang menutupi bagian kaleng yang bolong.
Cahaya yang masuk akan otomatis akan merekam gambar kedalam kertas film.
2. Twins
lens reflex camera ( Kamera TLR )
Kamera ini merupakan kamera yang
mempunyai prinsip paralax. Dalam
kamera yang mempunyai sistem ini, gambar yang dilihat oleh mata view vinder akan berbeda dengan yang
aslinya. Gambar akan terlihat secara terbalik. Hal ini disebabkan oleh jatuhnya
cahaya yang dipantulkan oleh cermin pada kamera TLR.
Kamera TLR memiliki view finder dan lensa yang terpisah.
Letak lensa biasanya ada dibawah view finder.
Kedua bagian tersebut memiliki cermin yang memantulkan objek untuk dilihat
dalam view finder. Oleh karena itu,
kamera ini disebut dengan jenis twins
lens reflex.
Cermin yang dimiliki oleh kamera
TLR sifatnya permanen. Kedua ini cermin ini juga saling berhubungan satu sama
lain. Ini membuat fotografer harus lebih berhati-hati jika mengambil gambar.
Apabila suatu cermin tidak fokus, yang lainnya pun tidak akan fokus.
Kamera ini jarang
digunakan oleh para fotografer. Selain ukuran dan penggunaannya tidak rapi,
kamera ini pun memiliki kekurangan lain, yaitu umumnya lensa tidak dapat
dilepaskan atau ditukar.
Selain itu, objek
yang menjadi terbalik dalam view finder juga
kurang menguntungkan bagi fotografer. Cara psikologis, hal itu akan membuat
fotografer bingung dan merasa aneh. Apalagi, untuk memotret gambar yang
mempunyai gerak cepat, kamera ini sangat tidak praktis. Namun, kamera TLR
memiliki hasil gambar yang baik. Selain itu, view finder yang berada diatas kamera menguntungkan fotografer
dalam memilih angle. Fotografer tidak
harus memutar-mutar tubuhnya untuk mendapatkan hal yang menarik. Apalagi, untuk
foto low angle, kamera ini akan
mempermudahnya.
3. Single
lens reflex camera ( kamera SLR )
Ini
adalah kamera yang paling sering digunakan oleh para fotografer. Selain
praktis, kamera SLR juga mempunyai teknologi yang memanjakan para fotografer
untuk mendapatkan gambar yang di innginkan .
Kamera SLR ini memiliki cermin
datar yang membentuk sudut 45 derajat cepat di belakang lensa hal ini membuat
apa yang di lihat oleh fotografer dalam view vinder akan sama dengan
yang ditangkap oleh foto.
Cermin yang ada pada kamera SLR
membelokkan cahaya ke mata fotografer sehingga fotografer mendapat bayangan yang
persis dengan apa yang dia liat di view finder. Selain itu, lensa kamera SLR
dapat diganti sesuai kehendak.
Selain itu, desain yang dibuat
pun tidak terlalu kaku. SLR bisa membuat
fotografer nyaman memegangnya didalam kondisi apa pun. Untuk aksesoris dan suku
cadangnya pun sangat mudah didapatkan karena SLR adalah kamera yang menjadi
patokan bagi pasaran kamera dunia saat ini.
Kamera SLR akan mudah kita jumpai
ditoko kamera. SRL memang yang paling laku di pasaran mulai dari kemunculannya
sebagai kamera manual hingga menjelma menjadi kamera digital.
SLR digital mempunyai sistem yang
hampir sama dengan SLR film atau manual. Namun, cahaya dipantulkan ke media
yang lain. Jika pada SLR manjual cahaya dipantulkan pada film, pada digital SLR
cahaya dipantulkan pada media lain lalu direkam ke dalam memori card.
Kemera ini sangat mudah
digunakan, fotografer tidak perlu memikirkan hal-hal nonteknis, seperti cuaca,
kecepatan objeb, dan sebagainya. Namun, kamera ini memaksa fotografer untuk
mengegerakkan tubuhnya lebih luwes daripada jika memakai kamera TRL karena
posisi viewfinder yang berada
dibelakang kamera. Selain itu ukurannya
yang cukup besar membuat kamera SRL tidak praktis untuk dibawa. Diperlukan sebuah
tas khusus ketika kamera ini ingin dibawa berpergian.
4. Kamera
view finder
Kamera ini mengalami masa
kejayaannya pada dekade 80-an. Pada saat itu, SLR hanya digunakan oleh golongan
tertentu. Pada zaman dahulu, kamera ini diseebut kamera saku. Saat ini berubah
panggilan menjadi toys kamera.
Ciri yang oaling utama adalah
bentuknya yang mungil. Ia bisa dimasukkan kedalam saku celana. Selain itu, lensanya
dipaten sehingga tibisa ditukar-tukar dengan lensa yang lain. Bahan kamera ini
sangat bervariasi, mulai dari besi, alumunium, hingga plastik.
Kamera ini meempunyai sistem
fokus yang sangat baik. Apalagi, ditempat gelap. Selain itu, ukurannya yang
mungil membuat kamera ini praktiso dibawa ke mana- mana.
Sayangnya, ruang ketajaman yang
dipakai kamera ini sangat datar, tidak bisa digunakan untuk berekplorasi dalam depth of field. Biasanya, bukan
diafragmanya dipaten di 5,6. Selain itu, jendela bidik yang sangat kecil bakal
menyulitkan fotografer untuk melihat objek.
Saat ini, kamera saku yang
memakai film sangat sulit untuk didapatkan. Bahkan, sudah menjadi barang langka yang banyak
dicari oleh para fotografer untuk koleksi.
5.

Kamera LOMO
Sulit rasanya untuk tidak
mencantumkan kamera ini dalam anatomi fotografi modern. Suka atau tidak, ia
adalah salah satu kamera yang berdampak
pada perkembangan kultur kreatif fotografi modern.
Secara garis besar, lomo identik
dengan kamera lubang jarum, baik dari sitem perekaman cahayanya dan bentuknya
yang tidak lebih besar dari kamera SLR. Lomo adalah anak dari kamera lubang
jarum, tetapi dengan kemasan yang lebih eksentrik. Namun, ada beberapa hal yang menarik dari kamera
ini. Salah satunya adalah lomo tidak mempunyai aturan dalam merekam sebuah
objek just shoot don’t think.
Kamera lomo lahir di rusia pada pada
dekade 80-an. Tepatnya dikota ST petersburg. Lomo adalah nama merkyang disadur
dari perusahaan pembuatnya LOMO PLC. Awalnya kamera ini banyak digunakan oleh
intelejen rusia untuk melakukan tugas.
Seiring perkembangannya, kemera
lomo menjadi alat bagi anak muda untuk mengekpresikan kebutuhan akan seni. Padahal,
lomo sempat tenggelam hampir selama 10 tahun. Pada wal 90-an, barulah
kamera ini “dihidupkan” kembali oleh
beberapa anak muda dari austria. Sejak saat itu, lomo mengalami kebangkitan
yang kedua. Namun, dengan ruang lingkup yang lebih luas.
Di indonesia, perkembangan kamera
ini dan komonitasnya masih baru. Namun, tanpa disadari perkembangannya bergerilya
dengan cepat seperti ekspensi komunitas pengguna kemera SLR. Lomo sudah menjadi
bagian dunia fotografi di indonesia. Kemra ini berkembang pesat karena ia
mencerminkan gaya hidup anak muda yang berwarna, penuh pemberontakan, dan
kreeatif.
Jenis kamera ini juga tidak hanya
satu. Ada beberapa kamera lain yang bisa anda gunakan, seperti holga kit, colorsplash camera,
horizon 202, pop 9, action sempler, cybersempler, super sempler, 3D camera set,
smena 8, dan seagull TLR.
Jika berminat untuk mencoba
kamera ini, anda bisa mendapatkannnya dipasar loak. Agak sulit memang karena
kamera ini sudah sangat jarang. Atau, jika pasar loak tidak menyediakannya,
anda bisa mencarinya di forum- forum. Sayang, harga kamera ini agak mahal. Namun, bagi anda yang ingin
mencoba sesuatu yang berbeda, menjadi lomografer patut di coba.